Informan
Demas Asabo
Diceritakan
kembali oleh Siswanto
Pada zaman dahulu kala ketika suku Heram
(sebutan untuk masyarakat Sentani bagian timur) bermigrasi dari Honong menuju
Sentani mereka langsung menuju bukit Yomokho yang berada di sebelah utara danau
Sentani.Saat itu bukit Yomokho telah dihuni oleh dua marga asli yaitu marga
Asabo dan marga Pouw.Kedatangan suku Heram ke bukit Yomokho ditentang oleh
marga Pouw. Marga Pouw hendak memerangi suku Heram karena mereka khawatir suku
Heram akan menguasai ulayat marga Pouw di bukit Yomokho dan sekitarnya.
Setelah melalui
perundingan yang alot akhirnya marga Pouw setuju mereka tinggal di tempat
ulayat mereka, akan tetapi tidak di Yomokho melainkan di tengah Danau Sentani.
Pada saat itu pulau Ohei (Asei) belum ada di tengah danau Sentani, yang ada
hanyalah gundukan tanah yang muncul di atas permuakaan danau.Marga Asabo dan
marga Pepuho merencanakan membuat pulau dengan memanfaatkan gundukan tanah yang
muncul di atas permukaan danau tersebut.Asabo dan Pepuho kemudian menebang
pepohonan dan mengangkutnya menggunakan perahu menuju gundukan tanah yang ada
di tengah danau.Mereka menancapkan pohon-pohon yang telah ditebang tersebut
menyerupai pagar yang mengelilingi gundukan tanah.
Kayu-kayu yang
ditancapkan berubah menjadi pagar yang rapat dan kuat sehingga gundukan tanah
tesebut mulai naik dan membentuk sebuah pulau.Selain kekuatan gaib yang
menyebabkan terjadinya pulau tersebut, Asabo dan Pepuho juga berusaha
menyempurnakan terjadinya pulau dengan membuang segala jenis kotoran berupa
potongan kayu, rumput, kotoran babi, kotoran manusia, atau juga limbah
keluarga.
Beberapa waktu kemudian
gundukan tanah yang berpagar kayu-kayu itu telah sempuarna menjadi
pulau.Masyarakat Heram menyebut pulau Asei dengan Ohey Yohena. Suku Heram di
bantu oleh marga Asabo dan Pepuho pindah dan menetap ke pulau Ohei. Mereka
menempati pulau dengan komposisi berdasarkan urutan kepangkatan dalam
ke-Ondofolo-an dalam adat Sentani.Berikut adalah komposisi tempat tinggal
masyarakat di Pulau ohei berdasarkan marga.
No comments:
Post a Comment