Saturday, July 16, 2011

Yuk, Belajar Nulis

Panduan Singkat Menulis

Oleh: Yanusa Nugroho

Hal 1:
Kunci utama menulis adalah memperhatikan.
Mari kita berlatih memperhatikan semua yang ada di sekitar kita.

Latihan a):
Mencatat semua benda yang ada di sekitar kita.
(coba buat daftar benda-benda yang kamu lihat dan beri nama sesuai bentuknya, atau terbuat dari apa).
Coba bacakan daftar anda.

Latihan b):
Setelah dicatat, coba kita buat ukurannya. Gunakan ukuran perbandingan, atau perkiraan saja, misalnya: besarnya kira-kira sekepal tangan anak kecil/orang dewasa.
Atau tingginya se pohon kelapa. Atau bisa juga kita gunakan ‘sekecil semut’.
Coba bacakan catatan anda.

Latihan c):
Setelah menuliskan ukurannya, mari kita mencoba melihat urutan letaknya. Gunakan lantai sebagai tempat yang paling rendah. Jadi, kita bisa menuliskan, misalnya, asbak itu letaknya kira-kira 1 meter dari lantai. Di sebelah kiri asbak ada lampu, atau vas bunga, dsb.
Coba bacakan apa yang anda tulis.

Latihan
Kita bisa menulis dengan baik, jika kita rajin berlatih. Tanpa latihan, maka kita hanya bisa bermimpi menjadi penulis.
Teknik menulis seperti di atas adalah (sebagian) dari teknik yang disebut deskripsi.


Hal 2:

‘Menggambar dengan tulisan’
Jika kita sudah mencatat dan menggambarkan apa yang kita lihat dengan mata, mari kita mencoba menggunakan yang selain mata; hidung, telinga, telapak tangan dan lidah.

Kita harus bisa menggunakan semua pancaindera kita dengan baik. Mata, telinga, hidung, mulut dan kulit (telapak tangan) adalah pancaindera yang sangat membantu dalam hidup kita. Mari kita latih semuanya dengan baik dan benar, nanti kita akan merasakan benar betapa besarnya karunia Tuhan kepada kita.


Latihan:
Khusus untuk pelatihan ini kita akan menggunakan indera pendengaran.
Peserta mendengarkan music, kemudian menuliskan apa saja (boleh gambaran tentang suartu tenpat, boleh rasa bahagia/sedih, boleh pula warna)


Hal 3:
Tulisan yang baik biasanya memiliki gambaran yang cukup rinci/detil, tentang apa yang dituliskan. Selain itu, ada unsur kesan yang kuat, yang dituliskan sebagai pelengkap tulisan tersebut.
Misalnya:
Jika kita pergi ke daerah Jawa Barat, akan kita jumpai begitu banyak bentangan sawah. Juga sungai-sungai dengan batu-batu besarnya, serta pepohonan yang hijau rindang. Sungguh, dalam hati aku bersyukur dan berkata, ‘Tuhan pasti tengah tersenyum, ketika menciptakan Bumi Parahyangan..”

Latihan: mari kita mencoba membuat tulisan pendek tentang sebutir beras.

Catat dan tuliskan apa yang kamu ketahui tentang sebutir beras.

Hal 4:

‘Menjelma’
Jika kita menulis tentang seseorang yang masih hidup, kita bisa bertanya langsung dengan orang itu. Bagaimana jika kita menulis tentang seseorang yang sudah meninggal, misalnya Pangeran Diponegoro? Atau tokoh yang sulit kita temui, karena dia orang penting atau orang sibuk, misalnya Pak Presiden?
Untuk hal-hal semacam ini, kita bisa melakukan beberapa hal.
1. Kita mencari informasi dari buku-buku, atau arsip di berbagai perpustakaan.
2. Dari buku-buku/arsip tersebut kita mencoba berpikir, merasakan, dan membayangkan, apa yang dialami tokoh-tokoh tersebut pada saat itu.

Jadi, kita seolah-olah ‘menjelma’ atau ‘menjadi’ tokoh yang akan kita tuliskan tersebut. Inilah yang sering dikenal sebagai fiksionalisasi.
Bisa pula kita menulis sesuatu yang tidak pernah kita alami sendiri, misalnya saja tentang masa kecil ayah atau ibu bahkan nenek kita. Di sinilah kita harus menggunakan imajinasi kita.

Mari kita mencoba membuat fiksionalisasi. Misalnya, ‘makan malam bersama Pak SBY”


Hal 5:

Mari kita membuat sebuah tulisan tentang ayah/ibu kita.
Mari kita membuat sebuah tulisan yang menggambarkan betapa besar kasih sayang orangtua kita. Rasakan dan gambarkan apa saja yang mereka lakukan untuk kita. Ingat, kalian harus mencatat apa yang paling berkesan saja.
Setelah itu, tuliskan kira-kira apa yang akan kita lakukan untuk membahagiakan
Ayah/ibu kita.

Tips: Jika ingin menulis, jangan malas membaca. Jika ingin banyak pengalaman, jangan segan berkelana.