Thursday, June 20, 2013

Penelitian Pemetaan Bahasa di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Daerah Pengamatan
1. Kampung Antalisa, Pulau Kalamang, Distrik Karas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Perjalanan menuju kampung Antalisa dapat ditempuh selama 5 jam menggunakan perahu tempel berkekuatan 15 pk bisa lebih cepat jika menggunakan speedboat. Penutur bahasa Kalamang (Karas menurut SIL) tersebar di dua kampung yakni Kampung Antalisa dan Kampung Maas. Penutur bahasa Kalamang berjumlah 200 orang. Suku Kalamang beragama Islam dan bermata pencaharian sebagai nelayan.


 2. Kampung Tomage, Distrik Bomberai, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat
Perjalanan menuju kampung tomage dapat diitempuh menggunakan mobil hingga SP 7 Distrik Bomberai selama empat jam, SP 7 hingga pos penyeberangan kali Tomage menggunakan ojek selama dua jam, dari pos penyeberangan menuju kampung Tomage menggunakan perahu dayung selama satu jam. Penutur asli yang tinggal di kampung Tomage adalah penutur bahasa Irarutu. Menurut SIL Indonesia kampung Tomage dihuni oleh suku Mor dan menuturkan bahasa Mor, namun ternyata kampung Tomage dihuni oleh suku Irarutu. Menurut masyarakat Tomage bahasa Irarutu yang dituturkan di Tomage berbeda dengan Bahasa Irarutu yang dituturkan di Babo dan Kaimana. Penutur Irarutu di kampung Tomage bermata pencaharian sebagai petani dan beragama Katolik seratus persen.
Bahasa Mor yang seperti dikatakan oleh SIL tenyata terdapat di kampung Metimber dan kampung Tesa di distrik Kokas.





 3. Kampung Taver-Arguni, distrik Kokas, Provinsi Papua Barat
Penutur Bahasa Taver-Arguni terdapat di pulau Taver, distrik Kokas, Provinsi Papua Barat. Perjalanan menuju kampung Taver-Arguni dapat ditempuh menggunakan mobil sampai distrik Kokas selama tiga jam, kemudian dilanjutkan menggunakan perahu motor selama satu jam menuju kampung Taver-Arguni. Penutur bahasa Arguni berjumlah 300 orang. Penutur bahasa Taver-Arguni bermata pencaharian sebagai nelayan dan seratus persen beragama Islam.







1 comment:

  1. ini salah satu bukti bahwa balai bahasa peduli dan mencintai bahasa di papua, salut buat balai bahasa, tapi mengapa ada perbedaan nama suku, nama bahasa antara sil Indonesia dan balai bahasa, dan mengapa kampung tomage merupakan penutur irarutu bukan mor? siapa yang benar siapa yang salah?

    ReplyDelete